Gayatri wailissa biography of mahatma
Gayatri Wailissa - Remaja Asal Ambon Menguasai 14 Bahasa Asing
Gayatri Wailissa (gambar: )Lahir: 31 Agustus , Ambon, Maluku, Indonesia Meninggal: 23 Oktober Jakarta pusat, Indonesia Agama: Islam Pendidikan: SMA Unggulan Siwalima, Ambon
Orang tua: Ayah: Deddy Darwis Wailissa, Ibu: Nurul Idawaty |
Biografi
Gayatri Wailissa lahir di Ambon 31 Agustus Ia adalah anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan seorang tokoh religius Deddy Darwis Wailissa, seorang perajin kaligrafi dan Nurul Idawaty, wanita keturunan Bugis yang tinggal di Jl Sultan Babula Waihaong, Kota Ambon.
Gayatri adalah alumnus SMA Unggulan Siwalima, Ambon. Saat berusia 16 tahun dan duduk di kelas 2 SMA, Gayatri telah menguasai berbagai macam bahasa, antara lain bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, dan India, Rusia dan bahasa Tagalog.
Dia usianya yang terbilang muda, 16 tahun, Gayatri tidak hanya piawai menjadi pembicara di berbagai konferensi tingkat internasional. Namun ia juga berprestasi di bidang lainnya diantaranya juara medali perunggu Olimpiade Sains Astronomi serta Duta Tunas Muda Pemimpin Indonesia Di waktu luangnya, Gayatri juga aktif diberbagi bidang diantaranya adalah instruktur teater, penyiar radio, penerjemah bahasa, dan bahkan menulis berbagai karya sastra.
Gayatri memang diketahui memiliki kemampuan menakjubkan di bidang linguistik. Hebatnya, Gayatri bisa menguasai 14 bahasa asing itu tanpa mengikuti kursus. Karena keterbatasan ekonomi keluarga, Gayatri belajar bahasa asing dari menonton film asing dan mendengarkan lagu-lagu asing.
Menjadi anak asuh TNI-AD
Gadis poliglot (istilah untuk orang yang menguasai banyak bahasa asing) tersebut sudah lama menjadi anak asuh TNI-AD, khususnya di lingkungan Kodam XVI/Pattimura, Maluku. Saat masih di Ambon, sehari-hari Gayatri mendapat kawalan personel TNI-AD. Meski masih belia, dia sering diminta memberi pelajaran dan motivasi di lingkungan kodam.
Karena kemampuan yang menakjubkan itu, Gayatri didapuk menjadi duta Kodam V/Brawijaya. Gayatri juga pernah menjadi Duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia. Gadis belia itu berhasil masuk seleksi untuk menjadi duta anak, mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Dia masuk 10 besar dari ribuan siswa yang ikut seleksi sebelum terpilih mengikuti seleksi mewakili Indonesia menjadi Duta ASEAN untuk anak tahun Gayatri, kemudian terpilih mewakili Indonesia ke tingkat Asean dan mengikuti pertemuan anak di Thailand dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN.
Motto hidup Gayatri Wailissa
tidaklah penting siapa kita, yang terpenting adalah apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan apa yang mampu kita perbuat.
Wafat
Sejak Juli gadis genius itu hijrah ke Jakarta untuk meraih cita-citanya menjadi bagian dari Badan Intelijen Negara (BIN). Karena itu, dia harus menjalani pendidikan khusus di Jakarta. Namun, takdir berkata lain. Sebelum meraih apa yang diinginkan, dia keburu meninggal dunia.
Gayatri Wailissa meninggal dunia pada hari Kamis 23 Oktober sekira pukul WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo d kawasan Menteng Jakarta Pusat. Gayatri meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut selama empat hari. Oleh dokter yang menanganinya, Gayatri didiagnosa menderita pendarahan di otak. Gayatri Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Ambon, (Berbagai sumber)